Ratna sudah mengalami keguguran tiga
kali semenjak hamil pertama. Ketika dia keguguran pada kehamilannya yang kedua,
dokter menyarankan untuk tes toxoplasma. Namu hasilnya Ratna negatif
toxoplasma. Diagnosa dokter sementara adalah rahim Ratna lemah. Pada kehamilan
yang ketiga, dokter memberinya obat penguat kandungan. Agar Ratna tidak lagi
mengalami keguguran. Namun ternyata perkiraan dokter salah. Ratna kembali
mengalami keguguran. Akhirnya dokter meminta Ratna untuk menjalani serangkaian
tes melihat kromosomnya. Selidik punya selidik akhirnya ditemukan juga penyebab
Ratna keguguran. Ada kelainan kromosom yang dialami oleh Ratna. Hal inilah yang
menyebabkan kasus keguguran yang terus dialami oleh Ratna.
Dari sebagian kasus keguguran
sebagian ada yang disebabkan oleh kelainan kromosom pada janin. Apa itu
kelainan kromosom? Kelainan kromosom adalah salah satu masalah yang bertanggung
jawab dengan adanya kasus keguguran. Terutama ketika janin masih berada pada
usia tri semester pertama. Sebelum kita membahas tentang kelainan kromosom, ada
baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa itu kromosom.
Kromosom adalah sebuah struktur yang
menyatukan unsur genetika manusia. Sel sperma dan sel telur mewariskan kromosom
pada bayi. Pada keadaan normal, kromosom pada manusia berjumlah 46. Sedangkan
pada keadaan tidak normal, kromosom bisa berjumlah lebih banyak atau lebih
sedikit. Misalnya, pada bayi dengan penyakit down sindrome. Mempunyai kromosom
yang berjumlah 47 kromosom.
Meskipun masalah kromosom adalah
diluar tanggung jawab manusia, bukan berarti kelainan kromosom tidak bisa
dideteksi. Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan apakah janin mengalami
kelainan kromosom atau tidak. Tes bisa dilakukan ketika usia janin sekitar
10-12 minggu. Pemeriksaan awal biasanya dilakukan dengan USG atau tes darah.
Selain pemeriksaan awal, kita juga bisa menambah pemeriksaan lain. Seperti :
1. Pemeriksaan
Amniosentris
Apa
itu pemeriksaan amniosentris? Pemeriksaan amniosentris adalah serangkaian
pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kadar alpha-fetoprotein (AFP) yang
ada pada air ketuban. Cara ini dirasa efektif dilakukan ketika usia janin
berada pada 16-20 minggu untuk mengetahui apaakah ada kelainan pada kromosom
atau tidak. Seperti masalah down sindrome, turner bahkan cacat tabung pada
syaraf bayi.
2. Chorionic
villus sampling
Pemeriksaan
dengan menggunakan cara ini dilakukan saat usia kehamilan sekitar 11-14 minggu.
Cara pemeriksaan ini adalah dengan cara mengambil bagian chorionic villus,
yaitu plasenta yang terdapat bagian perbatasan antara pembuluh darah bayi
dengan pembuluh darah ibu. Pemeriksaan ini mengandung resiko keguguran sekitar
2% pasca pemeriksaan.
3. Fetal
blood sampling
yang terakhir yaitu dengan cara fetal blood
sampling. Caranya dengan mengambil darah bayi langsung pada janin. Selain untuk
mendeteksi kelainan kromosom cara ini juga digunakan untuk memeriksa adanya
anemia pada janin, infeksi pada janin serta kadar oksigen pada darah janin.
Pemeriksaan inipun tetap mengandung resiko keguguran pasca pemeriksaan.
Ketiga cara pemeriksaan tersebut
bukan berarti tanpa resiko. Resiko keguguran akibat dari pemeriksaan tersebut
pasti ada. Oleh karena itu, tes ini hanya dilakukan pada ibu hamil yang usianya
telah diatas 35 tahun. Selain itu juga dilakukan pada ibu hamil yang mempunyai
riwayat pernah melahirkan bayi dengan kelainan kromosom dan ibu yang mempunyai
saudara dengan kasus kelainan kromosom.
Selain itu, wanita yang mengalami
keguguran beberapa kali tapi tidak diketahui penyebab kegugurannya apa juga
perlu melakukan tes ini. Pasangan suami istri yang mengalami infertilitas juga
perlu melakukan tes. Dan berbagai kasus lainnya yang mungkin bisa
dikonsultasikan pada dokter.
Ada beberapa kelainan pada bayi yang
disebabkan oleh adanya kromosom yang tidak normal. Seperti kasus down sindrome,
spina bifida dan talasemia. Down sindrome adalah sebuah gangguan pada bayi yang
mengakibatkan kemampuan belajar pada bayi terganggu dan tampilan fisik pada
bayi tidak seperti pada bayi umumnya. Sedangkan spina bifida adalah gengguan
pada tulang belakang yang berakibat pada adanya celah pada tulang belakang dan
gangguan pada otaknya. Sedangkan talasemia adalah gangguan yang menyebabkan sel
darah tidak normal sehingga bayi menderita anemia. Untuk kasus bayi dengan
talasemia, biasanya diturunkan oleh orang tuanya. Dimana ketika salah satu dari
orang tuanya menderita talasemia, maka besar kemungkinan anaknya pun akan
menderita talasemia juga.
Ada beberapa jenis kelainan kromosom
yang terjadi pada bayi. Antara lain :
1. Nulisomy
Pada kebanyakan kasus, embrio dengan
gangguan nulisomy tidak dapat bertahan. Dikarenakan embrio kehilangan pasangan
kromosomnya.
2. Monosomi
Monosomi adalah sebuah kelainan kromosom
dimana salah satu dari kromosom kekurangan homolognya. Pada kasus monosomi ini,
janin tidak bisa bertahan. Sekalipun bertahan akan meninggal pada usia satu
minggu setelah dilahirkan.
3. Trisomi
Trisomi adalah kelainan kromosom yang
banyak dialami oleh penderita down sindrome. Dimana ada kelebihan kromosom pada
janin. Ciri bayi yang terkena down sindrome adalah kurangnya kemampuan daya
tangkap belajar dan bentuk tubuh yang tidak seperti bayi pada umumnya.
4. Tetrasomi
Adalah adanya 4 pasangan kromosom
dalamsatu embrio. Kasus tetrasomi ini sangat langka terjadi.
Selain keempat macam kelainan kromosom,
ada juga kelainan kromosom yang beranama translokasi. Kelainan kromosom
translokasi adalah kelainan kromosom parental dimana salah satu dari orang
tuanya mempunyai kromosom yang tidak normal. Misalnya hanya 15 kromosom atau
kurang dari itu.
Memang agak sulit untuk menghindari
kasus kehamilan yang disebabkan oleh kelainan kromosom. Jalan satu-satunya
usaha yang bisa dilakukan adalah memperbanyak asupan asam folat pada saat
sedang hamil maupun merencanakan kehamilan. Karena, konsumsi asam folat yang
cukup dapat membantu menguragi resiko cacat janin.
Ada banyak makanan yang mengandung
asam folat. Bisa didapat dari berbagai macam sayuran, ikan maupun produk
daging. Pada sayuran, asam folat banyak didapat dari bayam, brokoli, sawi
hijau, kangkung, serta berbagai macam sayuran yang berwarna hijau tua.
Sedangkan dari produk ikan, bisa didapat dari ikan salmon, dan ikan tuna. Asam
folat juga banyak ditemui pada hati sapi atau hati ayam.
Namun ada hal yang perlu
dipertimbangkan ketika mengkonsumsi hati sapi atau hati ayam dan hati dari
produk hewani lainnya. Karena, organ hati adalah organ yang berguna untuk
menyaring racun. Bisa membayangkan? Bagaimana jika organ yang banyak mengandung
racun itu dikonsumsi oleh ibu hamil?
Maka dari itu, pilihlah asupan asam
folat dari bahan sayuran dan buah. Pada buah, asam folat banyak didapat dari
alpukat, pepaya, tomat, dan jeruk. Sedangkan kadar asam folat yang tinggi ada
pada pepaya. Mengandung 115 mcg asam folat. Lebih tinggi daripada alpukat yang
hanya 90 mcg.
Sekali lagi, jalani pola hidup sehat
untuk menghindari kelainan kromosom. Hindari merokok. Baik manjadi perokok
aktif maupun perokok pasif. Selain itu, hindari juga mengkonsumsi minuman yang
mengandung alkohol. Sayangi diri kita. Dan sayangi anak kita.
No comments:
Post a Comment