Berbicara masalah sulitnya mendapat
kehamilan, mungkin akan selalu dikaitkan pada pihak wanita. Dimana proses
hamil, mengandung dan melahirkan memang menjadi tugas dan fitrah seorang
wanita. Namun tahukah kita? Bahwa terjadinya kehamilan adalah buah dari kerja
sama yang baik sepasang suami istri dalam menjalankan kehidupan sexsualitasnya.
Sebagaimana seorang pria berperan memberi sperma yang berkualitas baik untuk
sebuah proses fertilisasi. Sedangkan wanita mempunyai sel telur yang mana jika
bertemu dengan sel sperma akan melebur dan menjadi bakan janin.
Jadi, tidak adil rasanya jika
sulitnya mendapatkan kehamilan hanya dibebankan pada pihak wanita saja. Karena,
pihak pria sebagai penghasil benih atau sperma juga menyumbang banyak untuk
sebuah proses kehamilan.
Di bawah ini ada beberapa hal yang
menyebabkan infertilitas atau ketidaksuburan yang terjadi pada seorang pria :
1. Gangguan
Sperma Azoospermia
Azoospermia
adalah sebuah keadaan dimana tidak ditemukan sperma pada air mani yang keluar.
Pada keadaan normal, sel sperma akan keluar bersama air mani ketika terjadi
ejakulasi. Namun pada kasus Azoospermia ini pada air mani yang keluar tidak
mengandung satu sel sperma pun. Sehingga, meski ejakulasi berkali-kali, tetap
saja tidak bisa membuahi sel telur dan menyebabkan kehamilan pada pasangannya.
Karena memang tidak ada satupun sel sperma yang dikeluarkan.
Sperma
adalah makhluk microscopis yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Azoospermia hanya bisa dideteksi dengan pemeriksaan sperma di labolatorium dan
pemeriksaan ultrasonograph. Biasanya, sepasang suami istri akan mengunjungi
dokter ketika lama menikah namun tak kunjung mempunyai anak. Dokter spesial
andrologi akan memeriksa kesuburan pria dengan cara mengecek sperma di
labolatorium dan sinar ultrasonography.
Pada
pemeriksaan inilah Azoospermia akan bisa dideteksi. Banyak hal yang bisa
menyebabkan seorang pria mengalami Azoospermia. Salah satunya dikarenakan ada
penyumbatan pada saluran vas deverens yang mengakibatkan sperma tidak bisa
keluar bersama air mani. Bisa juga dikarenakan oleh gagalnya testis dalam
memproduksi sperma.
Meskipun
seorang pria menderita Azoospermia, bukan berarti dia mengalami kemandulan.
Sebab, jika testis masih bisa memproduksi sperma, hal tersebut masih bisa
disembuhkan. Kecuali jika testis tidak bisa lagi memproduksi sperma.
Pengobatan
hanya bisa dilakukan jika telah diketahui penyebabnya. Jika dikarenakan oleh
tersumbatnya saluran vas deverens, maka akan dilakukan operasi untuk membuka
sumbatan tersebut.
2. Gangguan
Sperma Oligospermia
Pada
kondisi normal, pada sekali ejakulasi, seorang pria akan mengeluarkan lebih
dari 20 juta sel sperma. Tapi, ketika seorang pria mengalami Oligospermia, sel
sperma yang dikeluarkan pada sekali ejakulasi kurang dari 20 juta sel. Hal
inilah yang menyebabkan sulitnya terjadi kehamilan.
Meskipun
untuk mencapai kehamilan hanya diperlukan satu sel saja, namun semakin banyak
sel sperma yang mencoba untuk membuahi sel telur, maka peluang untuk terjadinya
kehamilan akan lebih besar. Karena, antara satu sel sperma dengan sel lain
selain berperan sebagai kompetitor, juga berperan sebagi teman yang saling
membantu untuk bisa membuahi sel telur.
Banyak
hal yang bisa menjadi penyebab Oligospermia. Bisa dikarenakan oleh faktor gaya
hidup, lingkungan dan kesehatan. Selain menjalani pengobatan, dokter akan
menyarankan pada penderita Oligospermia untuk menjalani pola hidup sehat.
Seperti mengkonsumsi makanan sehat, tidak mengkonsumsi makanan instan cepat
saji, menghindari merokok dan stress. Selain itu, hindari berendam pada air
dengan suhu 36 derajat selcius atau lebih dan jangan mengenakan celana ketat karena
akan mempengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sperma.
3. Gangguan
Sperma Asthenozoospermia
Selain
Azoospermia dan Oligospermia, kelainan sperma pada pria lainnya adalah Asthenozoospermia.
Asthenozoospermia adalah sebuah keadaan dimana sel sperma tidak mempunyai
kemampuan untuk berenang secara gesit dan cepat menuju ovarium melalui lapisan
mukosa untuk bertemu dengan sel telur dan membuahinya.
Banyak
hal yang menyebabkan seorang pria mengalami Asthenozoospermia. Salah satunya
dikarenakan sebagian besar mempunyai ekor yang pendek sehingga kurang gesit dan
cepat pada saat berenang. Sehingga, sperma baru sampai ovarium pada saat sel
telur sudah luruh. Sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk membuahi sel telur.
Atau bahkan sel sperma telah mati pada perjalanannya menuju sel telur karena
terlalu kelelahan menempuh perjalanan panjang.
Asthenozoospermia
bisa juga terjadi karena istrinya mengalami keputihan yang berat. Sehingga
memperberat juga laju perjalanan sperma menuju sel telur. Bahkan tidak menutup
kemungkinan, keputihan pada istri akan membunuh sperma itu sendiri. Asthenozoospermia
hanya bisa dilihat dengan cara cek sperma yang dilakukan oleh dokter ahli
andrologi.
4. Gangguan
Sperma Teratospermia
Gangguan
yang terakhir adalah Teratospermia. Yaitu, suatu keadaan dimana jumlah
spermaabnormal lebih dari 70%. Atau sperma normal kurang dari 30%. Sampai
sekarang, penyebab Teratospermia belum diketahui secara pasti. Tapi, ada
beberapa penyakit yang diduga menjadi penyebab gangguan Teratospermia ini.
Seperti penyakit tumor, inveksi, bahkan trauma pada testis serta masalah
hormonal.
Dalam
dunia kedokteran, Teratospermia digolongkan menjadi dua macam. Teratospermia
ringan dan Teratospermia berat. Pada keadaan Teratospermia ringan, sperma
normal berjumlah 10% hingga 15%. Tapi, jika sperma normal kurang dari 10%, bisa
dikatagorikan menderita Teratospermia berat.
Sama
seperti penyebabnya, tekhnik pengobatan Teratospermia sampai sekarangpun belum
ditemukan. Namun, tindakan seperti operasi, pemberian vitamin C dan vitamin E,
hingga pemberian testosteron dianggap masih bisa mengatasi gangguang
Teratospermia.
Tapi,
ketika semua hal tersebut telah dilakukan tapi ternyata tidak membuahkan hasil,
dokter akan menyarankan pembuahan melalui pembuahan buatan. Seperti proses
inseminasi atau bayi tabung.
Itulah
beberapa hal yang menyebabkan kasus infertilitas (ketidaksuburan) pada pria.
Sebenarnya, kasus infertilitas ini bisa dihindari sedini mungkin. Asal kita
selalu menjalankan pola hidup sehat. Di bawah ini, ada beberapa hal yang bisa
kita lakukan untuk menghindari infertilitas.
1. Mengkonsumsi
Makanan Yang Bergizi
Dalam
banyak hal, mengkonsumsi makanan yang bergizi adalah salah satu cara yang
paling ampuh untuk pengobatan sebuah penyakit. Termasuk juga untuk mengatasi
kasus infertilitas.
2. Hindari
Merokok
Merokok
tidak hanya mengganggu kesehatan. Namun juga meningkatkan resiko infertilitas
pada pria dan wanita. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari merokok jika
sedang menjalankan program kehamilan.
3. Hindari
Menggunakan Celana Ketat
Salah
satu penyebab terganggunya testis dalam memproduksi sperma adalah dikarenakan
oleh seringnya seorang pria mengenakan celana ketat. Sebaiknya, sebisa mungkin
pakailah celana longgar untuk mempermudah kerja testis dalam menghasilkan
sperma yang berkualitas.
4. Jangan
Terlalu Sering Berendam Di Air Hangat
Terlalu
sering berendam di air hangat dengan suhu leboh dari 36 derajat celcius
selamalebih dari 15 menit, akan memperbesar terjadinya kelainan pada produksi
sperma. Sehingga akan mengakibatkan infertilitas pada pria.
Demikian beberapa hal yang
mempengaruhi kesuburan pada pria. Demi mempunyai masa depan yang indah bersama
anak-anak kita, sebaiknya selalu jaga kesehatan organ reproduksi kita.
No comments:
Post a Comment